Senin, 27 Agustus 2012

Celoteh Kopi Arang



Jika kamu bermimpi, kejarlah mimpi itu, berapapun harganya. Jangan manja! Lekas begerak jika tak ingin sesal yang terakhir tertawa.. Padam sudah harapan, orang-orang seperti kita tak pantas terinjak sandal berlapis kotoran kuda... harus bangkit, jangan hanya merangkak, sebisa mungkin berlari kencang mengejar angan-angan. Kedua mata fokus kedepan, boleh sesekali menoleh kebelakang, mempelajari kesalahan masa silam.

Aroma kopi semerbak harum hinggap lembut melalui lubang penciuman, sejenak terdiam

Sepasang berjalan anggun, gerakan kaki bak balerina, mengisyaratkan pamer kemesraan. Mata kami spontan tertuju pada dua insan itu. Paras yang bertolakbelakang bagai intan dan batu kali. Mungkin si batu kali itu menertawakan kami dalam hati, mengenggam erat sang intan lalu melenggang lepas.. Atau mungkin, menginspirasi kami, tak selamanya si buruk rupa selalu dirundung sial.
Payah ! Dijaman yang tak berdinding ini masih saja terpuruk. Kepercayaan diri mulai runtuh terkikis 
bayangan-bayangan cerita dongeng.

Satu seruput air kopi hitam memutihkan pikiran seorang dari kami

Kita ini hidup di dunia nyata, bangun dan segera cuci muka kalian.. jangan mau terdoktrin tarian jemari para satrawan, imanji sang sineas, ataupun cerita sabun layar kaca. Impian itu karya kita, dan kita harus punya cara kita sendiri untuk mewujudkannya. Keluarlah dari zona nyamanmu, dan hiruplah adrenalin itu.

lagi, seruput kopi hitam menerjang bagai pasukan kafein menyapu bersih hitamnya nasib

Nasib adalah hal yang mau tidak mau harus kita terima. Kami sepakat, bersyukur terlahir dengan keadaan yang sesederhana ini. Karena disitu kami bisa belajar apa itu berbagi, apa itu mensyukuri berkat anugrah, dan mengenal apa itu perjuangan tanpa lelah.  Kami adalah manusia-manusia pilihan yang tetap bisa bertahan walau hidup dititik terendah sekalipun. Orang lain belum tentu bisa seperti kami.

Pengamen jalanan mulai berdendang dengan suara sumbangnya, tak lupa kami menghirup aroma kopi hitam

Bagaimana kalau impian itu tak tergapai, meski sudah bercucuran air mata? Tak masalah, it’s not about the destination, but it’s about journey.. Kehilangan impian bukan akhir dunia, anggap saja itu secuil dari segudang impian. Kita tetap bisa menciptakan mimpi-mimpi indah lain, yang jelas kita sudah melalui proses yang cukup panjang dalam meraih mimpi itu, karena proses itu yang menjadikan kami manusia yang tangguh dan lebih bijak dalam menjalani hidup. Karena kami yakin, setiap impian pasti akan ada jalannya untuk menjadi nyata.

Bongkahan arang mungil mengapung di lautan pekat kopi

Ya, unik, seperti sajian secangkir kopi yang kami minum. Itulah yang harus kami lakukan. Keluar dari keseragaman, harus jadi pribadi pembeda. Penakluk mimpi-mimpi yang tak teraih. Menikmati hidup seperti secangkir kopi. Meski berwarna hitam kelam dan terasa pahit, tapi setelah menimumnya kita bisa merasakan ketenangan jiwa dan pengharapan. Hidup juga pilihan, seperti kita memilih kopi hitam atau kopi susu. Nikmatilah secangkir kopi itu, rasakanlah sensasi kehidupan.

(suatu malam di trotoar jalan warung kopi arang, di mana mulut-mulut bercuap)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banner Ad