Senin, 26 Mei 2014

Mara!



Untuk Mara, 

Ia mengerang dalam palungan. Puluhan tua tua mengitari, terpaku meratapi.

"Celaka bumi! Kutuk akan mengerubuti tanah ini," seru seekor kelinci. Lalat2 yang mendengar pun mulai menari-nari.

"Apa yang terjadi?" Celetuk semak berduri. 

"Malaikat jatuh mencium bumi.  Sayapnya tertebas pedang pandai besi." Timpal angin sepoi.

"Celaka bumi! pilu akan memayungi. Mara bahaya beranjak menghampiri" kembali kelinci bersaksi. Para lalat kini bersorak sorai.

Lagi ia mengerang, air matanya pelan merayapi pipi, sedang api menghanguskan emosi.

"Celaka bumi! Anak hawa beriring pergi. Harapan pun juga terhenti. Hatinya kini telah mati."

"Celakalah bumi, hidup suri, pudarlah mimpi, hingga mara tak menangis lagi," tutup si kelinci.

*Mara (sedih hati)-Ibrani.

Senin, 19 Mei 2014

CATATAN AWAK MEDIA



Tak terasa setengah tahun, dimana kaki berayun duyun. Kepala tak jarang terantuk berbalut muka murung. Mata dan tangan akrab menciptakan decak kagum, dibalik bilik kaca yang berembun. bahkan Telinga pun muak merekam caci dan sanjung.

Tak terasa setengah tahun, di mana suka dan duka membaur. Peluh meneteskan bulir bulir senyum. Derau nafas menghembus harum.

Tak terasa setengah tahun, setengah mimpi mulai terangkum.


Jakarta, Mei 2014

Banner Ad