kaku berdiri, lurus menantang
hening menyapa, mencekik menekan
toleh kanan, hanya angin bergoyang
putar kiri, sepi membisik menyanyi
ini kali malam mendayu tembang, manisku
rembulan renta terbagi dua. satu membeku, sisanya memudar
nur berjalan taburkan rintik gerimis
di tangan ku genggam malam, lelah tiada bintang
aku sendiri, menanti di hitam matamu
bersandar di tepi muram. memeluk sendiri
terasing aku terdiam
porak poranda gigir ruang
ini hidup tunduk di kaki bulan
Jumat, 29 Maret 2013
Rabu, 20 Maret 2013
Liburan Indie**
Aku menari di atas larik pelangi sesuka hati tanpa pretensi
Lepaskan irama lara ku curi canda tawa anak kecil
Jauh melesat berdansa bersama bintang dan awan
senyum bermuka gembira hela nafas bahagia
Menikmati pagi sore dan malam*
Secangkir kopi panas santai tanpa batas*
Lalu Angsa dan Serigala bernyanyi
Maka kembali energi menghampiri
Menikmati pagi sore dan malam
melepas lelah didekap rasa
meneriakan nama-nama binatang
lantang dan menantang
Menikmati pagi sore dan malam
cuci muka buang ceceran kenang masa silam
Lalu penuhlah perut ranjang sampah
tak ada bagus-bagusnya semua tak masalah
Menikmati pagi sore dan malam
Payung Teduh lirih Berdendang
"untuk perempuan yang sedang di pelukan"
kembali susah pejamkan mata
Tiba-tiba skripsi menyapa tak bisa diabaikan
aku harus lakukan kembali
Senin, 18 Maret 2013
Diantara Malam dan Pagi
aku, apakah ini aku?
ibu, engkaukah ibu?
gelap, masakan mati lampu?
ataukah karna telat minum susu?
samar samar memandang
sesekali gunung ikut bergoncang
pelangi meleleh, gulita melingkar
dingin mendekap, beban mengakar
sosoknya hitam, semakin menggelapkan bintang-bintang
ngilu mencengkeram malam
mata berkunang, gelisah resah mendekam
mjolnir telak menghujam batok kepala
keris-keris melesat menembus batas labirin
tank tank tempur beringas menggilas
ANJIIIING!!!! aku mengumpat kini
tergopoh memikul salib diri
jatuh terjerembab mencium bumi
tergeletak kaku tak bergerak
bisakah cawan ini lalu daripadaku?
oh semesta, kiranya lepaskan ekor-ekor iblis yang menancap kuat kepalaku
teriakkanlah Talitakum*
jamah laraku
usir tangisku
tengah malam, ketika pusing tiba-tiba menyerang, skripsi tertawa girang....
*Talitakum, bahasa Aram yang berarti bangunlah. kata ini dipakai untuk menyembuhkan orang sakit
Kamis, 14 Maret 2013
Konflik Intrapersonal
Ketika otak kananku melantur bahwa ratu selalu bermata biru, sedang tetangga sebelahnya menggumam jika badut tak selalu lucu.
Penghayal mengaku menyesap jamu semanis madu. "Itu orang mabuk yang bilang begitu", pemikir mengangkat bahu.
Logika tertata megah di tengah lingkar merah langit ufuk timur. Tapi lihat, fantasi melawan dengan langit mengucur air susu, lalu pekat pun luntur.
Andai tubuh sewangi narwastu, melayang bagai jatayu. "Semakin liar kamu, tak masuk akal", menghela nafas, "semrawut".
Ah, apa daya. aku hidup di antara mereka, adalah kewajiban mengakurkan keduanya. Bulan bundar mulai ambil kendali menggusur pijar jingga senja. Selamat tidur imajinasi, kini giliran seterumu yang beraksi.
Selasa, 12 Maret 2013
DOA MALAM
Tuhan yang berkuasa dan bertahta di kerajaan surga yang mulia, Ya Tuhanku, sebelum tidur aku ingin bertanya sesuatu padamu, pernahkah Engkau merasakan kesepian yang mendalam di tengah malam...?
Terima kasih Tuhan, Amin.
Sabtu, 09 Maret 2013
Kembali "Menulis"
Inilah harinya, aku tersenyum di kala senja. Inilah harinya,
seperti keinginan untuk mencungkil luka kering. Dan inilah harinya, sesuatu
yang seperti cadar menyembunyikan keinginan itu.
Inilah waktunya. Inilah saatnya. Inilah aku, menyiapkan
bekal perjalanan untuk segera menyusul.
MIMPI !!
Hitamnya langit seketika putih. Kilat-kilat menjilat samudra
yang berontak. Duarr...duarr, petir menyambar, duarrrr.. duarrr, menggelegar. Terdengarlah suara gemuruh, seperti
derapan ribuan kuda pasukan. bagai tiupan sangkakala perang suara itu nyaring
menusuk telinga.
“Jangan pilih perempuan yang
lebih baik, pilihlah perempuan yang membuatmu jadi laki-laki yang lebih baik.”
(sela) kedua mata terbuka, sedikit demi sedikit terbingkai
lampu temaram. punggung tangannya menyapu butir-butir peluh yang berbaris rapi
di kening. Satu desahan, mulut kering retaknya, menyembulkan seringai nan unik.
Kamis, 07 Maret 2013
Sepotong Cerita Sore
Wajahnya seperti menerangi sendu. Matanya bening, memancar
tawa seru. Tubuhnya terbungkus kulit susu. Dan dengarlah, berkata-kata dengan
lidah penuh madu.
Tapi itu masa lalu, ya dia dulu... kini layar putih yang
mengabur semakin fokus, palsu....
Langganan:
Postingan (Atom)