Suaramu menyeruak, urat-urat jemari memeluk erat
Engkaulah pembuat lingkar merah di ufuk timur
Peluhmu bagaikan kilatan embun pagi nan jernih, tangismu seperti sungai warna pelangi
Digendongnya semua rasa sakit, meski engkau harus menelan bumi.
Engkau adalah keteduhan di antara kelemahlembutan
Dibasuhnya kesalahaanku lewat ketulusan tepukan kecil
Teringat saat engkau, rela lapar dan menyisakan roti bundar hanya untukku
Bayangmu selalu datang membelah rindu
selamanya dan selamanya, ibu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar